Kisah Inspiratif

Renungan dan Pembelajaran Kehidupan

Kisah Warsiman, Bersyukur Bisa Jadi Sopir Mercy

Kisah Warsiman, Bersyukur Bisa Jadi Sopir Mercy

Warsiman punya mimpi kerja di Malaysia. Dia melihat banyak teman sekampung yang sukses di sana. Keinginannya tidak pernah terpenuhi karena sejak 1987, bapak asal Kediri ini 'terdampar' di Jakarta. Awalnya dia hanya ingin mampir sejenak melihat Monas.

"Saya tidak menyangka bisa menyopir Mercy," Warsiman memulai ceritanya kepada merdeka.com. "Tahun 1987 saya ke Jakarta. Maunya cuma mampir melihat Monas dan istana presiden. Tapi kemudian ditampung kerja oleh seorang haji kaya yang tinggal di Permata Hijau".

Bekerja dua tahun di tempat pak haji, Warsiman merasa harus pulang kampung ke Kediri. Dia tidak enak karena dua anak perempuan majikannya menyukainya. Tetapi pak haji berusaha menahannya, bahkan sempat mengutarakan ingin ke kampung untuk menjodohkan anaknya dengan Warsiman. Rupanya jodoh berpihak lain, dia pulang ke kampung dan bertemu dengan gadis asal Trenggalek. Dua bulan kemudian mereka menikah dan kembali ke Jakarta.

Warsiman memiliki 4 orang anak, anak laki-laki pertama lahir di tahun 1991. Dua adiknya lahir berdekatan tahun, dan si bungsu perempuan melengkapi keluarga mereka di 2002.

"Tidak satupun dari anak saya yang sudah menikah," ujarnya. "Saya tidak mau anak saya menikah kalau belum punya uang. Nanti waktu cari jodoh, saya pesan cari yang punya pekerjaan. Yang penting tidak nganggur."

Warsiman menghidupi keluarganya dari mata pencahariannya sebagai sopir taksi. Dia sudah 11 tahun bekerja di perusahaan taksi Blue Bird. Dengan bangga dia bercerita bahwa dia dipercaya membawa Mercedes. Memulai karirnya sebagai sopir tanpa SIM di 1990 di perusahaan taksi Madura, lalu bekerja 5 tahun di taksi Presiden. Dia berpindah-pindah dari banyak perusahaan taksi sebelum akhirnya memutuskan untuk setia dengan Blue Bird.

"Sebenarnya saya ingin pulang ke kampung. Saya kangen tinggal di desa. Saya punya keahlian yang bisa saya jual di desa. Saya bisa bikin soto ayam yang enak." Keinginannya belum kesampaian, sehari-hari Warsiman masih bekerja keras di Silve Bird.

Hidup di Jakarta yang mahal, teriknya yang menyengat, serta banjirnya yang melegenda tidak mengurangi rasa syukur Warsiman. Warsiman menjalani pekerjaannya dengan sukacita, melayani setiap penumpangnya dengan senyum sambil bangga bercerita, "Saya tidak menyangka bisa menyopir Mercy."

Salam
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Bersyukur Bisa Jadi Sopir Mercy | Kisah Warsiman dengan judul Kisah Warsiman, Bersyukur Bisa Jadi Sopir Mercy. Jika kamu suka, jangan lupa like dan bagikan keteman-temanmu ya... By : Kisah Inspiratif
Ditulis oleh: Tiara - Sunday, 22 June 2014

Belum ada komentar untuk "Kisah Warsiman, Bersyukur Bisa Jadi Sopir Mercy"

Post a Comment